Depan Pembukaan Pelatihan Bimbingan Teknis Pengelolaan Aset Desa (Sipades), Prodeskel & Epdeskel Gelombang II di Hotel Griya Convention Semarang

Pembukaan Pelatihan Bimbingan Teknis Pengelolaan Aset Desa (Sipades), Prodeskel & Epdeskel Gelombang II di Hotel Griya Convention Semarang

Semarang, 29 Oktober 2024 – Bertempat di Hotel Griya Convention Semarang, Pelatihan Bimbingan Teknis Pengelolaan Aset Desa (Sipades), Profil Desa dan Kelurahan (Prodeskel), serta Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan (Epdeskel) gelombang kedua secara resmi dibuka hari ini. Pelatihan ini dihadiri oleh peserta dari berbagai kecamatan di Kabupaten Kuningan, terutama dari Desa Partawangunan, Kecamatan Kalimanggis, yang diwakili oleh Kaur Umum, Rifki Alfanur. 

 
Pembukaan pelatihan dilakukan oleh pemateri dari Balai Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Balai Pemdes) Yogyakarta. Dalam sambutannya, pemateri menekankan pentingnya pengelolaan aset desa yang transparan dan terdata dengan baik melalui pemanfaatan teknologi. “Dengan pelatihan ini, kami berharap agar aparatur desa dapat memahami tata kelola aset dan data desa yang berbasis teknologi sehingga mampu mendukung peningkatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar pemateri.
 
### Fokus Utama Pelatihan
Pelatihan ini berfokus pada pengenalan dan pendalaman tiga sistem utama yang digunakan dalam pengelolaan desa:
1. **Sipades (Sistem Pengelolaan Aset Desa)**: Sebuah aplikasi yang dirancang untuk membantu pemerintah desa mencatat dan mengelola aset desa secara sistematis dan akurat. Melalui Sipades, diharapkan setiap aset desa dapat terdokumentasi dengan baik untuk mendukung transparansi dan akuntabilitas.
   
2. **Prodeskel (Profil Desa dan Kelurahan)**: Aplikasi ini digunakan untuk memetakan kondisi, potensi, dan permasalahan yang ada di desa. Data dari Prodeskel sangat penting untuk menyusun perencanaan strategis dalam pembangunan desa yang berkelanjutan.
   
3. **Epdeskel (Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan)**: Sistem ini digunakan untuk mengukur kemajuan desa berdasarkan indikator-indikator yang ditentukan. Epdeskel memudahkan pemerintah desa dalam melakukan evaluasi kinerja program pembangunan dan menentukan prioritas kebijakan di masa depan.
 
### Partisipasi dan Tujuan Pelatihan
Peserta Bimtek gelombang kedua ini terdiri dari berbagai kecamatan di Kabupaten Kuningan, salah satunya adalah Desa Partawangunan di Kecamatan Kalimanggis yang diwakili oleh Kaur Umum, Rifki Alfanur. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi aparatur desa dalam mengelola aset dan data desa dengan profesional. Dalam kesempatan ini, Rifki Alfanur menyampaikan harapannya agar pelatihan ini dapat membawa manfaat besar bagi pengelolaan aset desa di Partawangunan. “Kami berharap ilmu yang didapat dari pelatihan ini dapat segera diterapkan di desa kami untuk mendorong transparansi dan perencanaan pembangunan yang lebih baik,” ungkapnya.
 
### Harapan dan Rencana Ke Depan
Pemateri dari Balai Pemdes Yogyakarta menekankan bahwa dengan pemahaman dan penguasaan teknologi pengelolaan desa, setiap peserta pelatihan diharapkan mampu mengelola aset dan data secara lebih efektif. “Pengelolaan aset dan data desa yang baik adalah kunci utama dalam pembangunan desa yang lebih maju dan transparan. Dengan adanya sistem yang terintegrasi seperti Sipades, Prodeskel, dan Epdeskel, kami optimis aparatur desa dapat menyusun perencanaan berbasis data yang lebih akurat,” jelasnya.
 
Pelatihan ini akan berlangsung selama dua hari, dengan berbagai materi yang meliputi teori dan praktik pengelolaan aplikasi, serta diskusi dan simulasi kasus untuk memperkuat pemahaman peserta. Pada akhir sesi, peserta diharapkan mampu mengimplementasikan aplikasi-aplikasi tersebut di desanya masing-masing.
 
Pelatihan Bimbingan Teknis ini diharapkan menjadi awal yang baik untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan desa yang lebih efektif dan berbasis teknologi, terutama di Desa Partawangunan dan wilayah Kecamatan Kalimanggis secara keseluruhan. Dengan tersedianya data yang akurat dan aset yang terkelola dengan baik, diharapkan pembangunan desa dapat lebih optimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.